Our social:

Latest Post

Batik Banten

Batik Banten? Agak aneh mungkin mendengarnya,
Karena yang selama ini kita tahu adalah batik merupakan kain dari jawa, khususnya Yogyakarta, Surakarta, Solo dan Pekalongan yang paling terkenal.
Konon SEBELUM batik seperti yang sekarang dikenal ada, yaitu teknik menghias dengan menahan warna memakai lilin malam, di Indonesia sudah dikenal "batik" dengan teknik lebih sederhana. Yaitu Kain simbut di Banten, dan kain ma'a dari Toraja, Sulawesi Selatan, memakai teknik menahan warna juga. Sebagai penahan warna pada kain simbut dipakai nasi pulut yang dilumatkan dan dicampur air gula. Kain lalu dicelupkan ke dalam cairan pewarna yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian nasi pulut dikerok dan bagian yang ditutupi nasi pulut tetap tinggal putih seperti warna asli kain.

meskipun tidak ada contoh kain yang tertinggal saat ini kecuali kain dari abad ke-19. Salah satunya adalah kain simbut yang terdapat di Museum Nasional.

yang menjadi ciri khas utama batik Banten adalah motif datulaya. Motif ini memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam figura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan, motif dasar berwarna biru, variasi motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, pada dasar kain berwarna kuning. "Nama datulaya ini diambil dari tempat tinggal pangeran. Datu itu artinya pangeran, laya artinya tempat tinggal," jelas Uke.

Uke kurniawan adalah pengusaha batik banten yang merupakan wakil ketua dalam penelitian batik banten.

Sekarang tinggal bagaimana pemerintah memelihara, mengembangkan dan mengedukasi kepada masyrakat banten khusunya, dikarenakan sebagian besar masyrakat Banten tidak mengetahui bahwa daerahnya pun memiliki Kain tradisonal Batik yaitu kain simbut yang terus terang sayapun tidak pernah melihat dan bahkan baru pertama kali mendengar kain tersebut.
Dengan harapan dimasa yang akan datang Budaya dan Peninggalan Banten dapat terus digali dan dipelajari lebih jauh untuk kemaslahatan kita bersama.

Diolah dari sumber: www.batikindonesia.info dan heritageofjava.com

Jawara Banten

Jawara dikenal sebagai seorang yang memiliki keunggulan dalam fisik dan kekuatan-kekuatan untuk memanipulasi kekuatan supranatural (magic), seperti penggunaan jimat, kekebalan tubuh dan sebagainya sehingga ia disegani oleh masyarakat. Sosok seorang jawara memiliki karakter yang khas. Ia cukup terkenal dengan seragam hitamnya dan kecenderungan terhadap penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan persoalan. Karena itu, bagi sebagian masyarakat, jawara dipandang sebagai sosok yang memiliki keberanian, agresif, sompral (tutur kata yang keras dan terkesan sombong), terbuka (blak-blakan) dengan bersenjatakan golok, untuk menunjukan bahwa ia memiliki kekuatan fisik dan supranatural.

Kepala jawara memiliki padepokan sebagai tempat pengemblengan “anak buah”. Para jawara pun memiliki jaringan yang melewati batas-batas geografis daerah tempat tinggalnya.

jawara merupakan sumber kepemimpinan tradisional informal, terutama masyarakat pedesaan. Dalam masyarakat yang masih tradisional, sumber-sumber kewibawaan pemimpin terletak pada: (1) pengetahuan (baik tentang agama dan masalah keduniawian/sekuler atau kedua-duanya), (2), kesaktian, (3), keturunan dan (4) sifat-sifat pribadi.


Sementara itu, peranan sosial jawara adalah lebih cenderung kepada pengolahan kekuatan fisik dan “batin,” sehingga dalam masyarakat Banten peran-peran tradisional yang sering dimainkan para jawara adalah menjadi jaro (kepala desa atau lurah), guru ilmu silat dan ilmu “batin” atau magis, satuan-satuan pengamanan. Peranan tersebut bagi masyarakat memiliki signifikansi yang tinggi. Namun demikian, saat ini peranan para jawara dalam sosial, ekonomi dan politik dalam kehidupan masyarakat Banten sangat menentukan. Tentunya, demikian ini mengalami peningkatan peranan yang signifikan dibandingkan dengan peranan masa-masa lalu dalam sejarah kehidupan masyarakat Banten, sehingga dapat menentukan masa depan kesejarahan masyarakatnya

Pada masa Orde Baru jawara dijadikan alat oleh Golkar sebagai satuan pengamanannya di Banten dan sebagai alat politik untuk merekrut anggota. Bahkan, ketua umumnya sendiri dijadikan pengurus partai politik tersebut. Namun, perubahan politik yang besar yang terjadi di negeri ini pasca reformasi, juga ikut merubah pandangan politiknya. Mereka sekarang nampaknya ingin bersifat lebih netral, dengan tidak berafiliasi pada partai tertentu. Oleh karena itu, apabila ada tawaran-tawaran untuk menjaga keamanan atau membantu polisi, mereka lebih terbuka dan menerima tawaran tersebut tanpa lagi melihat afiliasi politik.


Perubahan sosial yang cukup besar yang terjadi pada rakyat Banten telah merubah persepsi masyarakat tentang peran-peran jawara. Bahkan, sebagian masyarakat ada yang menginginkan istilah jawara dihilangkan, sehingga citra budaya “kekerasan” yang selama ini melekat terhadap masyarakat Banten bisa dihilangkan. Meskipun demikian, peran-peran sosial dan politik yang dimainkan oleh orang-orang yang selama ini dikenal “jawara” saat ini sangat besar di wilayah Banten. Para tokoh jawara, yang kini menamakan dirinya pendekar, menduduki sektor-sektor penting dalam bidang ekonomi, sosial dan politik di Banten. [21]


yakni perubahan nama dari “jawara” ke “pendekar.” Secara substantsial nampaknya belum banyak berubah, bahkan budaya tersebut justru digunakan oleh sekelompok orang untuk meraih kepentingan-kepentingan ekonomi dan politik.

Sumber: sahabatsilat.com

Israel Mendirikan Perusahaan Ritel di Serang – Banten

Carrefour Perusahaan Ritel asal Prancis membuka cabang / gerai baru di Serang, tepatnya di simpang empat Ciceri Serang.

Carrefour merupakan perusahaan ritel terbesar kedua di dunia, sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Blue Capital yang menguasai 14% saham dan sekarang pemegang saham terbesar kedua adalah seorang milyarder Israel Nochi Danker.

Danker melalui Koor industries menambah kepemilikan sahamnya dari 0,25% menjadi 3,25% dengan menggelontorkan dan sebesar US$ 886 Juta.
Meski hanya 3,25% kepemilikan saham Danker dengan Koor Industriesnya menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah Blue Capital.

Terlepas dari sentimen anti-Israel masuknya israel di tubuh Carrefour dipastikan Carrefour akan lebih agresif melakukan penetrasi terutama ke daerah Asia Pacifik.
Dan dampaknya bagi Indonesia di khawatirkan Carrefour akan menghancurkan pasar tradisional sebagai predatoris yang membuat pasar-pasar kecil dan pasar-pasar tradisional kehilangan daya saing.

Berikut kutipan dari pakar pemasaran Rhenald Khasali

"Masuknya Israel di Carrefour dapat dilihat sebagai ancaman bagi pedagang kecil dan pasar tradisional. Sebab, masuknya Israel akan menambah besar kemampuan Carrefour untuk ekspansi usaha, termasuk ke Indonesia, sehingga bisa mengancam kelangsungan usaha kecil dan pasar tradisional," ujar pakar pemasaran Rhenald Kasali, di Jakarta, Kamis (25/6).


Untuk itu, Rhenald mengingatkan pemerintah untuk menyikapi perubahan di Carrefour tersebut, dan mewaspadai langkah bisnis peritel asal Prancis di Indonesia di masa mendatang. "Perubahan ini harus disikapi pemerintah dengan melindungi pedagang kecil dan pasar tradisional, sebagai antisipasi gencarnya ekspansi usaha Carrefour agar tidak predatoris," jelasnya.

Benarkah Orang Banten suka Poligami

Benarkah Orang Banten itu sering kawin (poligami)


Sebelumnya mohon maaf, tulisan ini bukan bermaksud mempromosikan Poligami (jereh wong banten e meh Wayuh) atau meng-generalisasikan bahwa semua orang Banten berprilaku seperti itu.
Dan untuk para wanita jangan khawatir karena tidak semua lelaki Banten melakukan hal tersebut. Masih banyak yang setia hanya dengan satu pasangan, bener ga kang?

Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman saya ketika beberapa tahun yang lalu bertamu kerumah temen wanita saya yang pada waktu itu saya suka sama dia (cieeeh, pedekate nih ceritanya, jadi curcol).
Dan pengalaman saya ini jauh sebelum maraknya perdebatan tentang Poligami yang salah satunya karena ada Da’i kondang yang melakukan hal tersebut.

Ceritanya begini, waktu itu sehabis jalan, saya mengantarkan dia pulang, kebetulan ayah temen saya tersebut ada dirumah. Akhirnya mau ga mau saya ngobrol dengan beliau. Setelah ngobrol kesana-kemari beliau bertanya asal saya, dan diluar dugaan ketika saya jawab dari Serang Banten.
Beliau terus berkata bahwa pernah ke Serang dan Pandeglang, dan punya beberapa temen dan kenalan orang sana.
Oh iya Bapak ini adalah orang Jawa tengah.
Dan yang paling mengejutkan beliau berkata dengan nada bertanya;

“ katanya orang Serang itu suka kawin yah, punya istri lebih dari satu?”

Bisa kebayangkan, gimana perasaan saya waktu itu yang notabene suka ama anaknya?
Wis sebisa mungkin saya harus pake alasan yang kuat untuk membuktikan bahwa tidak semuanya seperti itu.

Memang pendapat tersebut ada benarnya juga dikarenakan di lingkungan tempat tinggal saya pun ada yang mempunyai istri lebih dari satu, termasuk dua orang teman kerja saya, bahkan ada seorang tukang becakpun memiliki dua istri, tapi kalau di bilang orang Serang suka kawin itu berarti menggeneralisasikan bahwa semua atau sebagian besar orang Serang-Banten berprilaku seperti itu. Padahal hanya segelintir orang saja yang seperti itu yah mungkin karena orang banten cenderung melakukan dengan terang-terangan bandingkan dengan orang jakarta misalnya kebanyakan dari mereka melakukan hal tersebut secara sembunyi-sembunyi ( istri simpanan ) tidak sepengetahuan istri pertama, awalnya kebanyakan dari merekapun sembunyi-sembunyi setelah ketahuan istri pertama banyak yang akhirnya menceraikan istri mudanya tersebut dan tidak sedikit juga yang tetap mempertahankan ke-duanya dan anehnya mereka kedua istrinya akrab dan tidak saling bermusuhan.

Begitulah, benar tidaknya hal tersebut sayapun tidak tahu..

Jadi benarkah orang Banten senang berpoligami?

Debus, Budaya Banten yang terabaikan.

from Flickr

Pernah mendengar kata Debus, saya yakin hampir semua orang pernah mendengar bahkan mungkin ada yang pernah menyaksikan kesenian itu, kesenian yang sekaligus merupakan budaya Banten tersebut lambat laun telah di tinggalkan, saya berani bertaruh generasi saya bahkan generasi di bawah saya yang asli pribumipun banyak yang hanya mendengar tanpa pernah menyaksikan sendiri kesenian tersebut. Saya pribadi pun hanya pernah menyaksikan secara langsung 2 kali itupun saat masih belia.
Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten. Kesenian ini diciptakan pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Debus, suatu kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, kebal senjata tajam, kebal api, minum air keras, memasukan benda kedalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala dan lain-lain. ( Wikipedia )
Dahulu kesenian ini sering dimainkan saat acara-acara keresidenan, bahkan tidak jarang debus sering menjadi hiburan pada saat pemilihan kepala desa, hajatan di kampung-kampung dsb.

Kesenian yang identik dengan silat dan sering memamerkan kekebalan tubuh ini memang semakin sulit kita temukan, mungkin karena sedikitnya minat pemuda banten untuk menjadi seorang pendekar Debus, ditambah jarangnya pertunjukan debus ini dimainkan di suatu event tertentu, sehingga mereka para pendekar debus enggan untuk menekuni profesi ini.

Bagaimanapun Debus adalah seautu kesenian dan Budaya Banten yang harus tetap kita jaga dan lestarikan, jangan sampai kesenian ini jatuh dan diaku oleh Negara tetangga kita.

Advertisment