Kemerdekaan yang baru hanya Sebatas Pintu Gerbang
Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, salah satu kalimat yang terdapat dalam pembukaan UUD 45.. setelah 65 tahun kita terbebas dari penjajahan ( mungkin sebenarnya kita belum sepenuhnya bebas ) selalu saja menggelitik untuk bertanya, Benarkah kita sudah Merdeka?
merdeka dari penjajahan tradisional mungkin, yaitu penjajahan secara fisik semacam perang, tapi bukankah secara tidak langsung kita masih dijajah, penjajahan dalam bentuk yang lebih modern..
penjajahan ekonomi, penjajahan budaya, dsb
masih ingat kasus blok cepu, kekayaan kita dikeruk negara asing, dan ingat bagaimana negara adidaya dengan jargon globalisasinya menjajah bangsa kita sehingga banyak pengusaha dalam negri gulung tikar.. ingat pula beberapa kebudayaan kita di klaim negara tetangga.
bahkan yang paling parah adalah negara kita sendiri 'menjajah' warganya dengan menempatkan bom didapur-dapur dengan program konversi minyak tanah ke gas yang hampir setiap hari terjadi ledakan tabung gas 3 kg tersebut yang memakan korban jiwa, benarkah kita merdeka?
sahabat saya bilang, mungkin jiwa, dan sikap kamu saja yang belum merdeka..
baiklah mari kita bahas tentang jiwa dan sikap.
mungkin benar pendapat sahabat saya itu, tapi saya rasa jiwa dan sikap yang menganggap belum sepenuhnya merdeka itu, akan membawa kepada keadaan selalu merasa mawas diri dan selalu berusaha menjadi lebih baik dan melakukan persiapan-persiapan andaikan kelak kita kembali terjajah.. bukan hal yang mustahil suatu saat akan terjadi perang dunia ke 3 bukan?
sudah siapkah kita menghadapi kemungkinan itu?
sedangkan jiwa dan sikap yang merasa telah merdeka hanya akan terbuai dan berleha-leha dengan sebuah kemerdekaan semu yang belum tentu akan abadi..
mungkin inilah sikap dan jiwa sebagian besar pemimpin kita yaitu mereka yang disebut sebagai Pemerintah, ( sebenarnya saya kurang suka dengan kata 'Pemerintah', karena konotasinya berarti orang yang kerjanya memerintah, sedangkan seharusnya mereka adalah abdi dan pelayan warganya ).
mereka lupa akan tujuan bangsa dan negara, mereka hanya memikirkan diri sendiri dan golonganya, mereka terlalu sibuk memoles wajah dengan pencitraan pribadi yang harus berkesan gagah dan berhasil padahal kenyataanya gagal..
yang ada dipikiran mereka adalah bagaimana memenangkan pemilu mendatang.. bukan bagaimana indonesia dimasa yang akan datang, kemanakah tujuan negara 5 thn mendatang dsb..
mereka lupa akan apa yang disampaikan para founding father kita dalam pembukaan UUD 45 alinea ke 2..
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia
bila diibaratkan kemerdekaan adalah rumah, berarti kita hanya baru memasuki pintu gerbangnya saja belum sampai diberanda rumah apalagi kamar yang nyaman.. dan itulah tugas para pemimpin sekarang dan dimasa yang akan datang yaitu mengantarkan rakyat indonesia ke dalam kamar kemerdekaan yang benar-benar nyaman.
semoga para pemimpin kita menyadari hal tersebut...
MERDEKA.....