Our social:

Pelabuhan Karangantu



Pelabuhan Karangantu
Karangantu asal kata dari karang hantu, entahlah mengapa di beri nama seperti itu, mungkin dahulu di tempat tersebut banyak hantunya, atau di tempat tersebut terdapat karang yang ditempati hantu, hehehe entahlah hanya karangan penulis saja.
Yang pasti pelabuhan karangantu sudah ada sejak jaman kesultanan banten. karangantu dulu merupakan pelabuhan yang ramai di daerah banten, karangantu merupakan pintu masuk kapal-kapal menuju daerah banten. Menurut sejarah karangantu merupakan pelabuhan terbesar kedua setelah sunda kalapa, Bandar Banten merupakan bandar internasional dan dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Arab, Persi, Gujarat, Birma, Tiongkok, Perancis, Inggris dan Belanda. Tome Pires yang pada tahun 1523 mengunjungi pelabuhan Banten menyatakan bahwa pelabuhan itu belum begitu berarti. Pires menyebutkan bahwa Banten telah menjadi pelabuhan kedua terpenting sesudah Kalapa (Cortesso, 1941: 168-169). Sebagai pelabuhan kedua, Banten telah menjadi pelabuhan pengekspor beras dan lada (Cortesso, 1941; Roelofsz, 1962:124). Catatan lebih terperinci didapat dari Barbosa yang menyebutkan bahwa dari pelabuhan Banten tiap tahun telah diekspor lada sebanyak seribu bahar (Chijs, 1881:4). Selain sebagai pelabuhan karangantu berfungsi sebagi pasar, Karangantu merupakan tempat yang memegang peranan, baik sebagai pelabuhan sekaligus sebagai pasar untuk usaha meningkatkan jual beli barang dagangan, seperti tekstil dan keperluan sehari-hari lainnya. Di kota Banten ada beberapa macam tipe jual beli sesuai dengan fungsi pasar di Banten Lama seperti yang tertulis dalam babad Banten. De Houtman telah menggambarkan Pasar Karangantu secara mendetail dan terperinci yaitu: tempat penjualan semangka, mentimun dan kelapa merupakan kelompok A. Tempat penjualan gula dan madu dalam periuk-periuk, masuk kelompok B. Kelompok C menggambarkan tempat penjualan kacang, kelompok D tempat penjualan tebu dan bambu, E tempat penjualan keris, pedang dan tombak. Kelompok F tempat pakaian laki-laki, kelompok G tempat penjualan bahan pakaian wanita. Kelompok H tempat penjualan rempah-rempah, benih dan biji-biji kering. Kelompok I tempat orang-orang Benggala dan Gujarat menjual barang besi dan barang tajam. Khusus kedai orang Cina digambarkan pada kelompok K. Adapun L adalah tempat penjualan daging, M tempat penjualan ikan, N tempat penjualan buah-buahan, O tempat penjualan sayur-sayuran, P tempat penjualan marica, Q tempat penjualan brambang (bawang), R tempat penjualan beras, S kios untuk pedagang, T tempat penjualan emas dan permata. Pada urutan kelompok lain terpisah dengan kelompok bagian dalam dan disebutkan kelompok V, yaitu perahu-perahu asing yang penuh dengan muatan bahan makanan, pada kelompok akhir yaitu kelompok X adalah tempat penjualan unggas (de Houtman, 1596-1597) Sampai sekarang pun karang antu masih menjadi tempat andalan bagi para nelayan di sekitarnya yang menggantungkan hidupnya dari mencari ikan.



diolah dari bebrapa sumber diantaranya
http://perpushalwany.blogspot.com/ 
gbr dari http://infospotlite.blogspot.com

Advertisment